Thursday 20 June 2013

Pulang.

Kita berdua terperangkap dalam diam. Sudah hampir satu jam kita berada di dalam mobil yang berhenti, terlibat adu mulut yang entah sampai kapan diakhiri.

Kemudian aku menatapmu. Ah, sorot mata memang memberi makna lebih dari kata.
Aku tidak bodoh, sayang. Aku bisa melihatnya. Semua kesedihan, kemarahan, kekecewaan yang mengendap di sana sekaligus cinta yang berusaha bangkit keluar--berharap menemukan persinggahan selain aku.

"Tuhan, jaga dia untukku," bisikku dalam hati memohon. Rasa ketidakamanan ini semakin menjadi. Keputusasaanku mengharapkanmu telah menjelma bagai racun.

Aku tau kita sudah lelah.
Maka dengan sisa kekuatanku, aku menggigit bibir. Menelan ludah supaya kerongkongan basah. Pelan tapi pasti, aku berkata, "sudah. Sekarang, urusanku cuma perasaanku ke kamu. Sayangku ke kamu. Yang lain bukan urusanku. Kamu sedang egois, aku tau. Cari apa yang kamu mau cari. Cuma satu pesanku: jangan lupa pulang."

Kamu terdiam. Lama.
Setelah selesai bisumu, kamu menatapku.
Berakhir sudah satu episode kita malam itu. Aku anggap, kamu tau maksudku.




Melukiskanmu saat senja
Memanggil namamu ke ujung dunia
Tiada yang lebih pilu
Tiada yang menjawabku selain hatiku
Dan ombak berderu

Di pantai ini kau slalu sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat ku tiba
Suaraku memanggilmu akulah lautan
Ke mana kau selalu pulang

 
Jingga di bahuku
Malam di depanku
Dan bulan siaga sinari langkahku
Ku terus berjalan
Ku terus melangkah
Kuingin ku tahu, engkau ada

 
Memandangimu saat senja
Berjalan di batas dua dunia
Tiada yang lebih indah
Tiada yang lebih rindu
Selain hatiku

Andai engkau tahu

 
Di pantai itu kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat kau rasa
Pasir yang kau pijak pergi akulah lautan
Memeluk pantaimu erat


Jingga di bahumu
Malam di depanmu
Dan bulan siaga sinari langkahmu
Teruslah berjalan
Teruslah melangkah

Ku tahu kau tahu, aku ada.

 
Aku Ada - Dewi Lestari feat Arina 

No comments:

Post a Comment